Tuesday, August 23, 2011

Notasi Tribute Buat Chentaku

Lima tahun lalu ceritannya bermula,
Zaman itu aku bergelumang sama kakangmu,
Tanpa masa "Back to the Future" aku masih bisa mengingatinya,
Masih manis dalam otak kiri dan kananku.

Waktu itu, aku lihat kamu dari tingkap teratak kayumu,
Aku senyum, kau pun senyum,
Dalam hati sudah perasan (aku yang perasan)
Emang aku gampang perasan.

Misi bermula, aku berbarter bersama kakangmu,
Lumayan aku bisa peroleh nombor bimbitmu,
Pesanan ringkas terbang bagai rama - rama,
Kadangkala bagai petir tuhan,

Persahabatan dipupuk kembali,
Aku girang sendirian,
Sekali lagi aku perasan.

Aku di selatan,
Kau di Perak pedalaman,
Aku dengan duniaku (yang kerap bermimpi menjadi rockstar)
Kau dengan duniamu teguh menempuh pelajaran,

Terima kasih pada Telco,
Cinta kami mula bersemi,
Dari suka kepada sayang,
Dari sayang kepada cinta,

Petang itu aku ingat lagi,
Sedang syok sendiri memetik gitar,
Nada standard nokia kedengaran,
SMS darimu tertera di jendela bimbitku.

Manis sekali ayatmu,
Meruntun jiwa buatku jatuh cinta,
Aku senyum...sekali lagi aku perasan sendiri.

Cintaku, cintamu, terus mekar kembang kencup,
Mekar bagai telur dadar dicampur mayonis Lady's Choice,
Gebu, enak, kenyang.
Cinta bisa buat kita kenyang.

Cinta beralih wilayah,
Dari bercinta di awangan gelombang telefon selular,
Kita menempuh cinta di wilayah tujuh,
Cinta lebih selesa kerna udah berkereta,
Satria kontot peneman setia acara temujanji kita.

Kadangkala kita perang kecil - kecilan,
Kadangkala kita perang besar - besaran.
Mujur tidak bertikaman,
Hah, sekadar bercanda mengusik kamu,

Aku masih lagi dengan caraku,
Kau masih lagi dengan santun dan lembutmu,
Tapi kau tidak pernah gentar menegur silapku,
Aku kagum.

Tahun ke lima kita mula merancang,
Merancang untuk membina keluarga dan mengabadikan cinta,
Masih segar kau suruhku kuruskan perut bundarku,
Aku dalam diam curi - curi makan maggi di malam hari..

Aku lalui hari - hariku bersamamu,
Dengan penuh girang dan riang,
Chentaku, aku akan terus menyintaimu,
Selagimana tubuhku diberi kekuatan yang Esa,

Kini kita bergelumang bersama,
Tidur bersama, makan bersama,
Gaduh bersama, cuma berak saja tidak bersama,
Lain - lainnya kita lalui bersama dengan gembira.

Dalam kehidupan barumu,
Kau bontotiku ke pekan - pekan frinjan,
Dalam kehidupan baruku,
Ku bontotimu mencari kegemaranmu.

Notasi cinta ini buat aku abadikan cintaku padamu,
Pramoedya Ananta Toer pernah berpesan
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis,
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis 
adalah bekerja untuk keabadian"

Dan aku tuliskan catatan ini buat abadikan cintaku sama cintamu.

Friday, August 19, 2011

Bicara Sunyi Otak Kiri

Dalam diam ada hingar bingar,
Dalam sepi ada tersembunyi,
Dalam marah ada rasukan,


Menggigit rasa meludah jiwa,
Menongkah aturan semasa,
Dalam langkah meniti kuasa,


Heboh di sana, menempik di sini,
Anjing - anjing keparat meratah lahap...
Korban - korban jiwa,


Jangan berhenti, jangan berlari,
Teruskan menjadi diri sendiri,
Tatkala anjing babi menghampiri diri.

Hujan Malam



Geludok di langit mula terngiang - ngiang,
Speedlite Tuhan memancar - mancar dengan arus voltan tinggi,
Tingkap kamar ada titik - titik air,
Hujan malam membasahi bumi mencuci dosa siang hari.

Pohon - pohon tunduk sejuk dibasahi hujan,
Tikus - tikus berlari girang mencari makan,
Anjing - anjing gigil menahan lapar malam,
Manusia masih mencari tujuan.


Wednesday, August 10, 2011

Menuju Kulon

Aku mengelamun menghadap kotak,
Kotak warna bermata satu,
Aku mencari beri-beri hitamku,
Tapi tidak ketemu,
Aku teruskan membelai kotak hitam bermata satu.

Jari - jari kasarku berkejar - kejar mencari abjad,
Alat karya Graham Bell menjerit dengan notasi C major,
Aku dengar Chentaku dari kejauhan,
Dari nadanya ku tahu Chentaku hampir ketiduran.

Illustrator menjelma minta dicoret,
Agar kotak cetak bisa menghamburkan karya,
Kabus kimia menusuk hidung,
Resin polimer menyetubuhi filem hitam,
Abjad Numero timbul bagai bingka ubi,

Aku kembali mencari beri - beri hitamku,
Barangkali ada disisi tangan mobil merah Chentaku.
Dalam gelita aku turuni tangga batu berdebu,
Kerangkeng besi ku katup,
Tanda urusniaga sudah berlabuh,

Imigran - Imigran riang bercanda di bawah remang bulan,
Gadis - gadis Cina berseluar pendek menyanyi girang,
Dari tingkap kamar,
Buruh Kemboja mencuri pandang peha gebu gadis malam.

Beri - beri hitam berkelip merah,
Notifikasi barangkali,
Notifikasi dijengah,
Tiga jeritan tidak terladen,
Mata melirik jeritan kulon,

Nada standard kedengaran,
Agak lambat sahutan,
Suara mengantuk lewat usia mula kedengaran,

"Laa..ikannya kok tak dibawak balik, Mak dah letak dalam peti ais"

Aku mengangguk tanda faham,
Mobil merah meluncur laju,
Menuju kulon buat bawal merah tumpang pulang.

Nota:
Tribute buat Emak yang sentiasa menyangka aku lapar. : )
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone

Diantara Persimpangan

Selalu kita perlu memilih diantara dua dan kita sering kali dipaksa untuk memilih diantara dua lorong. Lorong mana pilihan hati?

Aku berdiri di atas pembahagi ini. Memilih, lorong kanan atau lorong kiri. Di atas pembahagi ini, aku memerhati manusia - manusia ini membuat pilihan dalam hidup mereka.
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone

Tuesday, August 9, 2011

KOSONG BOLONG

Tidak pernah ku rasa sebegini,
kosong...kosong..kosong..
Dalam kosong ada lelohong,
Dalam lelohong ada bolong,
Bolong - bolong yang bisa buat manusia terpesong,


Aku berjalan,
Aku berenang,
Aku terbang, mencari panduan,
buat mengisi kekosongan itu.


Bohong, bohong, bohong,
Adakah itu bisa menjadi perca - perca carik,
yang bisa menampal kosong bolong itu?
Aku tidak pasti, masih mencari.

Nota : Terbit cerita kala perut kosong. : )

Wednesday, August 3, 2011

MANUSIA FANTASI

Perjalananku di dunia ni banyak dikelilingi macam - macam orang. Dan paling ramai aku jumpa adalah Manusia Fantasi. Manusia Fantasi definisi aku terbahagi kepada 2. Manusia Fantasi Kuat dan Manusia Fantasi Lebong.
Mari aku huraikan satu persatu spesis manusia fantasi ini. Manusia Fantasi Kuat biasanya berperwatakan bengis. Tapi sebenarnya buat - buat bengis, konon biar orang takut la tu. Manusia jenis ini biasanya gemar memandang orang lain dengan penuh tak puashati. Jiwa lara agaknya. Mereka ni jenis suka melawan kalau lawannya itu kelihatan kurang bertenaga dari dirinya. Bila jalan pun ada gaya samseng. Gaya jalan yang dibuat - buat pastinya. Dan menjadi bonus bagi manusia fantasi kuat ini apabila dapat menganggotai kumpulan - kumpulan ultra atas alasan mahu membentuk ukhwah. Ukhwah apa jadahnya kalau asyik nak pukul orang je. Inilah ciri asas manusia fantasi kuat. Kadang biar nampak lebih ganas, mereka akan pakai gelang silver. Huuu..takut anak-anak kecil bila melihatnya.
Tapi realitinya, mereka ini penakut. Frasa paling sesuai untuk mereka adalah "Bila kawan ramai keliling kita, cakap besar tunjuk belang, tapi bila sorang - sorang pengecut pemalu macam semua orang". Dan manusia fantasi kuat ni juga sentiasa ada sikap tak puashati. Pelik, tapi ini realitinya. Penat kadang-kadang tengok mereka ni. Tapi inilah kehidupan.
Manusia fantasi yang lagi satu ialah Manusia Fantasi Lebong. Sifat utamanya adalah berbohong n cakap mesti nak up. Kalau kita ada hp canggih, dia punya mesti lagi canggih. Padahal dari brand dan model yang sama, bangang. Sanggup jadi bangang sebab nk up punya pasal. Cerita - cerita dari mereka ini indah belaka. Kalau memancing, dia saja yang paling besar ikannya. Bila senggama, dia saja yang paling tahan pancutnya. Semua dia saja yang hebat. Cerita - cerita dari mereka ini memang lucu, sampai tak logik. Kalau bisa menipu dirinya nabi @ tuhan, pasti dilakukan juga.
Kedua - dua jenis manusia ini aku temui dalam kehidupan sehari - harian ku. Kadang letih tengok gelagat diorang ni. Hahahahaha.
P/s : Manusia Fantasi Kuat biasanya takut bini. Hahahahahaha.
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone

Malam Dingin di Pekan Kecil

Di sudut ini, hampir saban malam aku duduk bertinggung merenung remang malam yang macam - macam. Dari sudut ini aku petik gitar akustik ciplak dengan nada sumbang.
Dari sudut ini juga aku akan duduk melemparkan pandangan keluar bila penat mencetak. Sudut ini banyak ceritanya. Dari sudut ini aku dapat tonton "adrenaline junkies" memeras jentera mereka. Lumba haram malam minggu sudah menjadi acara perdana di Pekan Kecil ini.

Dari seluruh ruang kerja studioku, ruang ini yang paling aku minati. Umpama balkoni mewah aku memperlakukannya. Bila berdiri di sudut ini sambil memandang luar terasa seperti Evita Peron bersurah pada warga Argentina.

Dingin malam ini buat aku segar berteman pen dan nota buat aku menyiapkan naskah agungku. (Agung pada definisi aku sendiri)
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone

Tuesday, August 2, 2011

Sketch & Sketch II

REALITI ALAM DI SINI


Artwork by Street Inker
Media : Sketch Pad, Magic Colour & Oil Pastel (Crayon)



METROPOLIS JAHAT


Artwork by Street Inker
Media : Sketch Pad, Magic Colour & Pencil Colour