Lima tahun lalu ceritannya bermula,
Zaman itu aku bergelumang sama kakangmu,
Tanpa masa "Back to the Future" aku masih bisa mengingatinya,
Masih manis dalam otak kiri dan kananku.
Waktu itu, aku lihat kamu dari tingkap teratak kayumu,
Aku senyum, kau pun senyum,
Dalam hati sudah perasan (aku yang perasan)
Emang aku gampang perasan.
Misi bermula, aku berbarter bersama kakangmu,
Lumayan aku bisa peroleh nombor bimbitmu,
Pesanan ringkas terbang bagai rama - rama,
Kadangkala bagai petir tuhan,
Persahabatan dipupuk kembali,
Aku girang sendirian,
Sekali lagi aku perasan.
Aku di selatan,
Kau di Perak pedalaman,
Aku dengan duniaku (yang kerap bermimpi menjadi rockstar)
Kau dengan duniamu teguh menempuh pelajaran,
Terima kasih pada Telco,
Cinta kami mula bersemi,
Dari suka kepada sayang,
Dari sayang kepada cinta,
Petang itu aku ingat lagi,
Sedang syok sendiri memetik gitar,
Nada standard nokia kedengaran,
SMS darimu tertera di jendela bimbitku.
Manis sekali ayatmu,
Meruntun jiwa buatku jatuh cinta,
Aku senyum...sekali lagi aku perasan sendiri.
Cintaku, cintamu, terus mekar kembang kencup,
Mekar bagai telur dadar dicampur mayonis Lady's Choice,
Gebu, enak, kenyang.
Cinta bisa buat kita kenyang.
Cinta beralih wilayah,
Dari bercinta di awangan gelombang telefon selular,
Kita menempuh cinta di wilayah tujuh,
Cinta lebih selesa kerna udah berkereta,
Satria kontot peneman setia acara temujanji kita.
Kadangkala kita perang kecil - kecilan,
Kadangkala kita perang besar - besaran.
Mujur tidak bertikaman,
Hah, sekadar bercanda mengusik kamu,
Aku masih lagi dengan caraku,
Kau masih lagi dengan santun dan lembutmu,
Tapi kau tidak pernah gentar menegur silapku,
Aku kagum.
Tahun ke lima kita mula merancang,
Merancang untuk membina keluarga dan mengabadikan cinta,
Masih segar kau suruhku kuruskan perut bundarku,
Aku dalam diam curi - curi makan maggi di malam hari..
Aku lalui hari - hariku bersamamu,
Dengan penuh girang dan riang,
Chentaku, aku akan terus menyintaimu,
Selagimana tubuhku diberi kekuatan yang Esa,
Kini kita bergelumang bersama,
Tidur bersama, makan bersama,
Gaduh bersama, cuma berak saja tidak bersama,
Lain - lainnya kita lalui bersama dengan gembira.
Dalam kehidupan barumu,
Kau bontotiku ke pekan - pekan frinjan,
Dalam kehidupan baruku,
Ku bontotimu mencari kegemaranmu.
Notasi cinta ini buat aku abadikan cintaku padamu,
Pramoedya Ananta Toer pernah berpesan
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis,
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian"
Dan aku tuliskan catatan ini buat abadikan cintaku sama cintamu.
Zaman itu aku bergelumang sama kakangmu,
Tanpa masa "Back to the Future" aku masih bisa mengingatinya,
Masih manis dalam otak kiri dan kananku.
Waktu itu, aku lihat kamu dari tingkap teratak kayumu,
Aku senyum, kau pun senyum,
Dalam hati sudah perasan (aku yang perasan)
Emang aku gampang perasan.
Misi bermula, aku berbarter bersama kakangmu,
Lumayan aku bisa peroleh nombor bimbitmu,
Pesanan ringkas terbang bagai rama - rama,
Kadangkala bagai petir tuhan,
Persahabatan dipupuk kembali,
Aku girang sendirian,
Sekali lagi aku perasan.
Aku di selatan,
Kau di Perak pedalaman,
Aku dengan duniaku (yang kerap bermimpi menjadi rockstar)
Kau dengan duniamu teguh menempuh pelajaran,
Terima kasih pada Telco,
Cinta kami mula bersemi,
Dari suka kepada sayang,
Dari sayang kepada cinta,
Petang itu aku ingat lagi,
Sedang syok sendiri memetik gitar,
Nada standard nokia kedengaran,
SMS darimu tertera di jendela bimbitku.
Manis sekali ayatmu,
Meruntun jiwa buatku jatuh cinta,
Aku senyum...sekali lagi aku perasan sendiri.
Cintaku, cintamu, terus mekar kembang kencup,
Mekar bagai telur dadar dicampur mayonis Lady's Choice,
Gebu, enak, kenyang.
Cinta bisa buat kita kenyang.
Cinta beralih wilayah,
Dari bercinta di awangan gelombang telefon selular,
Kita menempuh cinta di wilayah tujuh,
Cinta lebih selesa kerna udah berkereta,
Satria kontot peneman setia acara temujanji kita.
Kadangkala kita perang kecil - kecilan,
Kadangkala kita perang besar - besaran.
Mujur tidak bertikaman,
Hah, sekadar bercanda mengusik kamu,
Aku masih lagi dengan caraku,
Kau masih lagi dengan santun dan lembutmu,
Tapi kau tidak pernah gentar menegur silapku,
Aku kagum.
Tahun ke lima kita mula merancang,
Merancang untuk membina keluarga dan mengabadikan cinta,
Masih segar kau suruhku kuruskan perut bundarku,
Aku dalam diam curi - curi makan maggi di malam hari..
Aku lalui hari - hariku bersamamu,
Dengan penuh girang dan riang,
Chentaku, aku akan terus menyintaimu,
Selagimana tubuhku diberi kekuatan yang Esa,
Kini kita bergelumang bersama,
Tidur bersama, makan bersama,
Gaduh bersama, cuma berak saja tidak bersama,
Lain - lainnya kita lalui bersama dengan gembira.
Dalam kehidupan barumu,
Kau bontotiku ke pekan - pekan frinjan,
Dalam kehidupan baruku,
Ku bontotimu mencari kegemaranmu.
Notasi cinta ini buat aku abadikan cintaku padamu,
Pramoedya Ananta Toer pernah berpesan
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis,
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian"
Dan aku tuliskan catatan ini buat abadikan cintaku sama cintamu.