Teknologi membunuh hubungan kita sesama manusia. Mungkin bunyinya agak keras, tapi inilah realitinya sekarang. Aku bukan anti teknologi atau anti establishment, tapi aku rasa kurang selesa bila teknologi yang sepatutnya membantu memudahkan hidup kita, tapi dalam terang dan diam sebenarnya sedang membunuh diri kita sebagai insan secara diam - diam. Ambil contoh smartphone, rasanya semua orang pakai smartphone. Dari yang murah hingga yang ribuan ringgit. Kebanyakkan pengguna smartphone yang aku
perhatikan, hanya menggunakan gadjet meraka itu lebih kepada untuk bersosial di alam siber atau berhibur dengan permainan - permainan siber yang ditawarkan. Bagi aku, semua itu tak salah, andai kamu bisa menggunakannya dengan bijak.
Tak perlu pergi jauh untuk aku analisa perkara ini. Sebagai contoh sebelum ini aku dan isteri menggunakan Blackberry sebagai alat komunikasi kami. Aku rasa hampir satu tahun kami menggunakannya. Makin lama aku menggunakan gadjet tersebut, aku makin khayal dengan media sosial dan begitu juga isteri aku. Bayangkan, kami sama - sama duduk bersama, tapi masing - masing khayal dengan gadjet masing - masing. Ingat, ini bukan salah gadjet, semuanya berbalik kepada cara pengawalan diri kita dalam menggunakan alat - alat komunikasi itu. Berbalik pada cerita aku tadi, aku merasa lama - kelamaan aku dengan isteri makin kurang comunicate antara satu sama lain.Aku pikir ini tak boleh jadi, mana bisa aku mahu membiarkan teknologi yang sepatutnya memudahkan aku tapi dalam tak langsung menghakis perhubungan insani antara
kami berdua. Mula - mula aku terminate data plan aku. Salah satu sebab utama aku rasa servis data plan maxis agak bangsat dan ada hidden cost yang tetiba ada setiap kali bil sampai.Sebab tersirat pulak, aku nak stop pakai smartphone dan kembali kepada telefon konvensional, yang mana ada asas mudah untuk call, sms, dan torchlight. Ada teman yang cakap, apasal downgrade, aku cakap aku nak upgrade hubungan yang lebih insani. Bukan sekadar komunikasi dengan kaca bercahaya yang bernotifikasi.
Tak lama lepas tu, isteri aku pun stop pakai BB, langsung tiada paksaan dari aku ya. Atas kerelaan sendiri dengan niat mahu komunikasi dengan lebih insani. Insani dengan definasi kami. Semalam dia suugest satu video untuk aku tengok dan aku rasa dia dah paham dengan apa yang aku maksudkan sebelum ini. Dalam beberapa bulan ni, bila aku aku keluar makan aku perhatikan mereka - mereka yang terlalu asyik dengan smartphone masing - masing sampai makan pun macam endah tak endah. Ada satu keluarga ni aku tengok, setiap ahli keluarga ada smartphone dan masing sibuk dengan smartphone dengan juadah terhidang kat depan mata. Apa jadahnya makan bersama keluarga tapi masing - masing sibuk dengan gadjet personal mereka. Manusia kini lebih bahagia berkeluarga bersama kotak bercahaya yang bisa dibawa kemana - mana.
Smartphone sekarang gaya hidup, tapi jangan sampai ianya membunuh kehidupan anda sebagai insan secara diam. Teknologi itu tak salah sama sekali, tapi kita sebagai pengguna yang seharusnya bijak dalam mengatur penggunaannya. Jika digunakan dengan penuh berhemah, ianya sangat - sangat membantu dalam urusan sehari - harian. Biarkan anda yang mengawal hidup anda, kegembiraan anda bukan ditentukan oleh gadjet atau social media anda. Aku bukan anti teknologi, cuma aku capek melihat manusia terlalu asyik masyuk dengan teknologi sehingga melupakan hubungan yang lebih insani.